Sunday, July 9, 2017

SukaSuka - Volume 1 Chapter 2

translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.


Shuumatsu Nani Shitemasu ka? Isogashii desu ka? Sukutte Moratte Ii desu ka?
(Saat Dunia Berakhir, Apa yang Akan Kau Lakukan? Apa Kau Sibuk? Apa Kau Akan Menyelamatkanku?)


Bab 2 - Di Dunia Senja Ini.

Bagian 1 - Kucing Hitam dan Gadis Kelabu


Seekor kucing hitam sedang berlari. Bukan sekedar berlari, melainkan berlari dengan sangat cepat. Melewati gang yang paling sempit, melompati tembok paling tinggi, dan melompat dengan anggun di antara atap toko kelontong di pinggir jalan.

Area ini, yang dikenal dengan Medlei Market (Pasar Medlei), dulunya adalah pasar hanya ada sebulan sekali. Seiring berjalannya waktu, karena banyak pembangunan yang tidak terencana dan pelebaran gedung-gedung, tempat ini berubah menjadi labirin raksasa, cukup menakutkan untuk membuat para pengunjung baru yang lewat kebingungan.

Di antara labirin raksasa itu, si kucing hitam berlari dengan kecepatan penuh. Kenapa si kucing berlari? Dia sedang kabur. Kabur dari apa? Tentu saja dari yang mengejarnya.

"Tungguuuuuuuu!!" si pengejar menangis, susah payah untuk mengimbangi kecepatan si iblis kecil. Gadis muda itu baru saja melewati gang sempit, berguling-guling di atas tembok tinggi, dan jatuh dengan suara keras dari atap toko kelontong di pinggir jalan (yang setelah itu dimarahi pemilik tokonya). Meski begitu, mata birunya tetap melihat ke depan, tidak melepaskan pandangan dari kucing hitam itu.

Si gadis menggunakan baju yang lumayan simpel: topi abu-abu yang dipakai sangat ke bawah sampai hampir menutupi matanya, dan mantel dengan warna yang sama. Dilihat dari kombinasi itu, dia mungkin tidak ingin menarik perhatian, tapi teriakannya terhadap si kucing dan larinya yang seperti orang gila malah membuyarkan semua niat awalnya.

Saturday, July 1, 2017

SukaSuka - Volume 1 Chapter 1

translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.


Shuumatsu Nani Shitemasu ka? Isogashii desu ka? Sukutte Moratte Ii desu ka?
(Saat Dunia Berakhir, Apa yang Akan Kau Lakukan? Apa Kau Sibuk? Apa Kau Akan Menyelamatkanku?)


Bab 1: Sebelum Dunia Ini Berakhir - A


Malam sebelum pertempuran terakhir.

Paling tidak habiskanlah momen terakhir kalian dengan orang yang ingin kalian temui untuk terakhir kalinya. Kelompok para pahlawan yang berkumpul untuk mengalahkan Elq Harksten, seorang 'Visitor' (Pengunjung) yang telah ditetapkan sebagai musuh oleh Gereja Cahaya Suci, untuk sementara diliburkankan karena alasan itu.

"...Jadi kenapa kau balik kemari?" tanya si Anak Perempuan dengan wajah keheranan.

"Barusan sudah kubilang, kan? Besok pertempuran terakhir. Tidak ada jaminan kalau kami bisa pulang dengan selamat, jadi mereka bilang agar kita menghabiskan malam terakhir dengan orang yang penting-"

"Makanya ini salah!" si Anak Perempuan berseru, memotong kalimat Ayahnya. Sambil mondar-mandi di dapur sebuah panti asuhan kecil, dia terlihat marah. "Kalau kau pikir-pikir lagi, saat mereka bilang 'orang yang penting'  itu berarti maksudnya pacar atau istri atau sesuatu seperti itu, kan!"

"Yah, kupikir beberapa orang memang pergi bersama yang seperti itu..."

Kelompok para pahlawan terdiri dari 7 orang termasuk Regal Brave (Pahlawan Regal). Di antara mereka, 2 telah menikah dan 2 lainnya punya pacar, yah salah satunya punya terlalu banyak pacar sampai dia tidak tahu akan menghabiskan malam ini dengan siapa, jadi dia dianggap pengecualian.

"Sudahlah, toh aku sudah disini. Dan kemana orang-orang itu memutuskan untuk pergi tidak ada hubungannya denganku."

Aroma lezat tercium, diikuti dengan suara keroncongan dari perut yang kosong. Untungnya, si Anak Perempuan sedang serius mengaduk isi panci rebusannya, jadi dia tidak mendengar.

Friday, June 30, 2017

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 4 part 2

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 4 - A Bird in a Cloudy Sky (Burung di Langit Berawan)
bagian 2



"Nao-kun, bagaimana kalau malam ini kita tidur bersama?"

"Oke..."

Inaho naik ke kasur, memeluk bantal seperti anak-anak di "Rumah".

'Jangan mematikan lampu oranye yang kita pakai setiap hari', itu adalah peraturan rahasia Yuki dan Inaho.

"Hari ini sibuk sekali, ya." Yuki mengingat-ingat.

"Yuki-nee, kakimu dingin."

"Anak perempuan itu sensitif sama dingin, kau tahu."

"Pakailah selimutku. Aku lebih suka cover futonku daripada selimut, jadi aku selalu tendang selimutnya."

"Eh, serius? Apa di "Rumah" juga begitu?"

"Iya."

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 4 part 1

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 4 - A Bird in a Cloudy Sky (Burung di Langit Berawan)
bagian 1



Setelah sampai di Kota Shinawara, mereka berdua langsung menuju supermarket.

Telurnya sedang diskon, tapi mentsuyunya sedikit mahal. "Kau bisa menggoreng telurnya pakai penggorengan bundar yang ada di rumah, tapi yang ini lebih bagus untuk omelet." Kata Inaho sambil menambahkan penggorengan kotak ke daftar belanjaan.

Saat Yuki bertanya kenapa Inaho bisa tahu sebanyak itu, dia menjawab, "Aku baca di majalah di perpustakaan." Lalu Inaho mengambil sesuatu dari pojok majalah di samping kasir, "Lihat, di sini juga jual."

Itu adalah majalah lifestyle yang ditujukan untuk ibu rumah tangga.

"Karena kita cuma tinggal berdua, kupikir ide bagus kalau kita sedikit belajar tentang ini."

Membayangan seorang anak 8 tahun tekun membaca majalah seperti itu di perpustakaan itu sangat manis. Yuki berusaha untuk tidak tersenyum. Dia tidak mau mengurangi rasa antusias adiknya dengan membuatnya malu. Dia yakin, lebih dari apapun, Inaho menyempatkan dirinya mengingat bagaimana cara memasak untuk memperbaiki makanan keluarga Kaizuka.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 3 part 5

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 3 - A Den of Angel Wings (Sarang Sayap Malaikat)
bagian 5



Getaran beritme kereta yang damai membawa suasana nyaman untuk mereka berdua.

Jika bukan karena suara gesekan antara kereta dan rel yang terus-menerus terdengar, mereka mungkin sudah tertidur sekarang.


"Nao-kun, aku ingin kau memberitahuku. Kenapa dulu kau balas dendam pada kakak kelas yang membully-mu?" Kakak Inaho bertanya dengan nada pelan, bahu Inaho sedikit gemetar mendengar pertanyaannya. "Aku tahu Nao-kun pintar, jadi seharusnya kau sudah tahu kan apa yang akan terjadi jika kau membalas mereka seperti itu?"

'Kau pasti punya alasan yang jelas, kan?'

Inaho menundukkan kepalanya. Matanya menatap tangannya yang kini mengepal.

Saat itu, Yuki paham Inaho sedang marah.

"Aku tidak bisa membiarkan mereka melakukannya."

"Melakukan apa?"

"Mereka tidak puas dengan reaksiku saat mereka menggangguku. Jadi mereka akan berbuat jahat pada Yuki-nee setelah itu."

Sepertinya mereka akan melempari Yuki dengan batu dari lantai 2 untuk melihat reaksi Inaho.

"Kenapa tidak bilang pada staf...?"

"Aku pikir mereka tidak akan mempercayaiku. Mereka selalu memalingkan pandangan mereka saat aku terluka."

Inaho tidak menyangka kalau jika tetap seperti itu, mereka akan menyakiti kakaknya.

Dia mengerti bahwa menyakiti orang lain adalah hal yang buruk. Dia sudah bisa membayangkan omelan dan cibiran yang akan dia terima. Tapi jika Yuki, keluarganya yang berharga, akan disakiti, maka itu harga yang murah.

"Maafkan aku, Yuki-nee." Inaho bergumam.

Yuki mendekatkan bahu Inaho sedekat mungkin dengan dirinya. "Terima kasih, Nao-kun... Tapi kupikir kau agak berlebihan dengan batunya."

"Yah. Aku pikir juga begitu."

"Baguslah jika kau berterus terang." Yuki berkata seraya mengusap kepala adiknya. Inaho sedikit mendorong kakaknya dengan sikunya. Awalnya Yuki mengira dia malu, tapi ternyata dia sedang melihat ke arah saku dadanya. "Ada apa?"

"Sarang sayap malaikatnya tidak ada."

"Eeeh?" Yuki segera melepaskan bahu adiknya.

Inaho berdiri dan merogoh-rogoh kedua saku dada dan saku celananya. Setelah menyadari apa yang dia cari tidak ada dimana pun, dia kembali duduk.

"Aku taruh di sakuku, tapi sepertinya jatuh."

"Wah, sayang sekali. Kalau itu memang sesuatu yang penting, seharusnya tidak kau letakkan di saku karena gampang jatu-"

"Aku tahu. Aku ingin sesuatu yang bisa mengingatkanku tentang hari ini."

"Huh? Mengingatkankanmu..?"

"Iya, karena kita tadi tidak bisa melihat burung... Tapi ya sudahlah." Inaho menjelaskan, tidak merasa sedih ataupun kesal. "Aku mungkin tidak akan bisa melupakan hari ini. Jadi tidak apa-apa."

"Begitu..."

Kehangatan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata memenuhi hati Yuki.

Mungkin, mungkin saja, yang tidak merasa bahwa mereka memiliki satu sama lain adalah Yuki.

Sekarang semua telah jelas di mata Yuki.

"Nao-kun, pegang tanganku."

"Kupikir kita selalu bergandengan tangan."

"Jadi apa masalahnya? Ayolah, kemarikan tanganmu."

"..."

Tidak menjawab apa-apa tapi membiarkan tangannya di pangkuan kakaknya, tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa mengerti bahwa adiknya sekarang sedang "merasa malu" kecuali Yuki.


Adiknya memang selalu pintar bicara. Ekspresinya mungkin tidak pernah berubah, tapi dia selalu mengatakan dengan jelas apa yang disukai dan tidak disukainya, bahkan ketika berbicara santai dengan kakaknya.

Yuki terlalu terpaku dengan apa yang tidak dia ketahui, dengan ekspresi adiknya yang tidak pernah berubah, jadi dia tidak pernah bisa mengerti. Tapi Inaho tidak pernah berubah. Yang selama ini menutup matanya adalah Yuki.

Sekarang dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama, tidak akan pernah.


Pemanas di kereta membuat suasananya jadi lebih rileks setelah obrolan berat tadi.

Jendela biru-indigo memantulkan sosok kakak-beradik yang tidak berdaya itu. Ya, sekuat apapun mereka, mereka hanyalah anak-anak yang tidak bisa melindungi diri mereka sendiri.

Meski begitu, mereka masih bisa menjadi anak-anak sedikit lebih lama. Itulah yang Yuki percayai.

Dia yakin, suatu hari nanti akan datang saat dimana mereka bisa menjadi apapun yang mereka inginkan. 

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 3 part 4

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 3 - A Den of Angel Wings (Sarang Sayap Malaikat)
bagian 4



Sambil mengeluarkan ingus ke sarung tangan dan menghapus air matanya sampai lengan parkanya basah kuyup, Yuki pergi ke tempat Inaho.

Hal terakhir yang diinginkannya adalah memeluk Inaho sambil berlinang air mata. Dia tidak mau kenangan pertama Inaho di pantai adalah air mata kakaknya.


"Lihat, Yuki-nee."

Adiknya secepat kilat memperlihatkan hasil panen hari itu: batu sebesar tangannya yang berwarna abu-abu, yang penuh lubang sebesar jari-jarinya.

"Apa ini?"

"Ini sarang kerang. Namanya sayap malaikat."

"Sayap apa?"

"Memang mereka dinamakan sayap malaikat, tapi sebenarnya kerang, buka burung. Aku melihatnya di buku kalau mereka kadang-kadang jatuh ke pasir seperti ini. Saat aku lihat-lihat tadi, ada banyak di sana."

"Kelihatannya seperti fosil, ya..."

"Mungkin kelihatannya seperti fosil, tapi bukan. Memang mencarinya susah, tapi menurutku itu tidak begitu berharga seperti fosil."

"Begitukah..."

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 3 part 3

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 3 - A Den of Angel Wings (Sarang Sayap Malaikat)
bagian 3



"Tidakkan kau agak keterlaluan, membuat gadis kecil menangis?"


Sesaat setelah Yuki pergi, tiba-tiba seseorang berkacamata datang. Sepertinya dia belum terbiasa dengan jas labnya. Kalau boleh bilang, itu terlihat seperti si jas lab yang memakai si kacamata daripada si kacamata yang memakai jas lab.

Pemuda dengan gips melihat ke balik bahunya dan cemberut terang-tangan pada si kacamata, "Pergilah, pekerja paruh waktu. Diam dan lepaskan gips bodoh ini." Dia merajuk sambil menyalakan rokok baru.

"Serius deh, merokok tidak akan membantumu. Ini sudah melebihi batas, lho."

"Salah sendiri sanatorium itu zona bebas rokok."

"Hahaha. Tolong serahkan apapun yang ada di sakumu atau nanti aku laporkan pada atasan."

"Cih..."

Saat si pemuda dengan enggan menyerahkan bungkus rokoknya yang lusuh, si kacamata mengeluarkan sebatang, menyalakannya, dan menghisapnya.

"Kau sendiri juga ingin, kan." Si pemuda menatap si kacamata dengan marah.

Dengan sedikit bergumam, si kacamata memiringkan kepalanya dan mengeluarkan rokok dari mulutnya. "Rasa yang tertinggal di mulut setelah merokok itu tidak enak ya."

Seoertinya dia baru pertama merokok.

"Yah, berkat ini juga aku bernasib sama denganmu. Mau bagaimana lagi, aku akan merahasiakan ini dari para dokter. Yah, aku cuma mahasiswa kedokteran yang diminta saudaraku untuk membantu di sini. Aku bahkan bukan magang, tanggung jawab apa yang kupunya?"

"Heh, aku tidak tahu kau ingin cepat mati ternyata."

"Oh, kau peduli padaku sekarang?"

"Enyahlah."

Si pemuda mengerti bahwa dia sama sekali tidak pantas menceramahi anak kecil. Semua yang tahu tentang keadaannya pasti akan berkata jika dia cukup lancang untuk menyelamatkan orang lain, dia seharusnya melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri terlebih dulu. 

"Aku cuma tidak tahan melihatnya..."

Dia ingat senyum gadis itu saat berkata, "Kau tidak perlu minta maaf. Bukan kami saja, kok."

"Gadis itu, bahkan sepertinya dia belum lulus SMP, tapi bisa-bisanya dia tersenyum seperti itu."

Karena ingin melihat ekspresi anak kecil dari gadis itu, dia tidak sengaja menggodanya.

"Aku cukup yakin tadi gadis itu marah."

"Baguslah. Kalau dia bisa marah, berarti dia baik-baik saja."

Si kacamata tertawa dan duduk di sebelah si pemuda. "Kau tahu, saat aku menyelesaikan 6 tahun kuliahku, lulus ujian, dan magang 2 tahun, aku akan mengambil alih rumah sakit keluargaku."

"Begitukah."

"Aku tidak bisa membuang waktu yang kudedikasikan untuk dunia medis, tapi aku selalu bisa mendengarkan kelur kesahmu, Letnan Marito."

"...Nanti saja kalau kau sudah ambil alih rumah sakitnya."

Marito tahu nama yang tertulis di jas lab: Yagarai. Dia yakin kalau itu maksutnya Klinik Yagarai, klinik swasta kecil yang ada di Shinawara.

"Pasien reguler kami anak-anak dan lansia, lho. Tempatnya bagus."

"Heh. Semoga beruntung, mahasiswa kedokteran."

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 3 part 2

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 3 - A Den of Angel Wings (Sarang Sayap Malaikat)
bagian 2



Waktu berlalu dan tidak ada burung yang lewat. Tidak ada satupun yang terlihat di langit luas yang putih.

Sambil duduk di atas tikar yang digelar di atas pasir, Yuki memelototi langit dengan jengkel. Inaho, yang sepertinya sudah menyerah dengan burung, sedang berada di dunianya sendiri dengan menggali pasir di antara batu-batu.

"Nao-kuuuuuuuuuuuun!" Yuki memanggil Inaho agar dia tidak pergi semakin jauh. "Jangan pergi jauh-jauh!"

Inaho mengangkat batang kayu yang dipakainya untuk menggali pasir, seolah berkata, 'Iya iya aku paham.'

"Haah..." Desahan pelan Yuki tersapu oleh angin laut. "Aku merasa seperti orang bodoh."

Mungkin memang lancang baginya untuk berpikir bahwa dia bisa meninggalkan kenangan untuk adiknya. Habisnya, dia memang kakaknya, tapi bukan orang tuanya.

Mungkin dia hanya berpura-pura bisa memberi Inaho sesuatu sekarang, setelah semua yang telah terjadi. Bukan, bukan kepura-puraan, tapi kesombongan.

Memang benar dia satu-satunya keluarganya, tapi yang membesarkannya di "Rumah" adalah staf member dan perawat di sana.

Thursday, June 29, 2017

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 3 part 1

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 3 - A Den of Angel Wings (Sarang Sayap Malaikat)
bagian 1



Saat Yuki membuka matanya, mereka sudah sampai di pantai.


"Waaah! Dekat sekali!" Itu yang pertama kali dia katakan saat turun dari kereta.

Dia bisa melihat laut dari peron kereta. Pemandangannya cantik dan cerah, kau bisa melihat pasir pantai putih tidak sampai 1 meter dari pagar pengaman di bagian luar stasiun.

"Sepertinya stasiun ini dibangun setelah perang. Lihat, penunjuk jalannya ada di sana." Inaho menunjuk ke arah dinding di ujung peron.

Apa ada penjelasan "Sejarah Dibangun" yang tertulis di sana? Di sana ditunjukkan kronologi pembuatan stasiun ini, juga alasan mengapa dibangun begitu dekat dengan pantai.

Karena banyak karat dimana-mana, rasanya tempat itu jadi agak melankolis. Tapi apa karena angin pantainya ya?

Entah kenapa, Yuki mecoba menelusuri karat di papan itu dengan tangannya. Kasar dan rapuh. 

Karena tangannya jadi merah karena itu, dia kembali memegang tangan Inaho dan meninggalkan stasiun.

Wednesday, June 28, 2017

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 2 part 3

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 2 - Spring Picnic (Piknik Musim Semi)
bagian 3



Cahaya terang dan silau melahap kota dan menghancurkannya.

Yuki bisa merasakan kalau saat itu panas, tapi pada saat yang sama dia juga merasa kedinginan.

Dia tidak tahu seberapa besar bumi berguncang atau seberapa mengerikannya gemuruh-gemuruh itu. Hanya satu hal yang ada di pikirannya; bau busuk angin yang dipenuhi awan residu.

"Ibu...?"

Saat dia tergoyang kesana-kemari, ibunya sudah menghilang.

Yang terlihat justru tumpukan puing yang belum pernah dia lihat sebelumnya membentuk sebuah menara berbahaya di depannya.

'Ibu sudah terhisap. Ibu dihisap oleh menara puing ini.' Pikirnya.

"Ibu!!!"

Tuesday, June 27, 2017

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 2 part 2

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 2 - Spring Picnic (Piknik Musim Semi)
bagian 2



Kalau diingat-dingat, sudah 10 tahun sejak pertama kali Yuki ke pantai.

Dia duduk di dalam kereta dan melihat pemandangan di luar jendela dari balik bahunya.

Sebelum Heaven's Fall, saat dunia masih memiliki sedikit perdamaian, dia sudah pergi ke laut dan berenang di sana dengan orang tuanya. Itulah satu-satunya kenangan Yuki tentang liburan bersama keluarga.

Setiap kali kereta berguncang, bahu Inaho yang kecil ikut berguncang di sebelahnya.

Yuki melihat adiknya, yang duduk santai sambil menggenggam botol minumnya. "Waktu itu aku lebih muda darinya." Dia berkata pelan.


'Benar. Aku bahkan lebih muda darinya saat itu.'

'Inaho bahkan belum lahir. Saat itu umurku 4 tahun.'

Monday, June 26, 2017

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 2 part 1

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 2 - Spring Picnic (Piknik Musim Semi)
bagian 1





"Nao-kun, sudah siapkan botol minum?"

"Sudah."

"Syal? Aku yakin pasti di luar masih dingin."

"Oke."

"Kalau sarung tangan?"

"Tidak perlu."

"Bawa saja, untuk jaga-jaga."

"Oke... Ngomong-ngomong, Yuki-nee masih lama di toiletnya?" 

Yuki buru-buru membuka pintu kamar mandi dan menjulurkan kepalanya ke lorong. "Aku tadi bukan di toilet, tapi cuci muka! Sekarang lagi gosok gigi." Dia bersikeras sambil menggosok giginya dengan cepat. Dia tidak tahan kalau Inaho punya pikiran dia sembelit di kamar mandi selama 15 menit. 

Di apartemen mereka tinggal, kamar mandi dan toiletnya ada di dalam satu ruangan. Waktu pertama kali melihatnya Yuki berpikir, 'Wow, mereka benar-benar pintar dalam menghemat ruang.' Tapi ketika ada yang menggunakannya, maka yang lain tidak bisa pakai toiletnya. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menyadari bahwa tata letaknya benar-benar tidak praktis untuk dihuni dua orang.

Sunday, June 25, 2017

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 1 part 2

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 1 - A New Town (Kota Baru)
bagian 2





Cahaya oranye dari matahari terbenam menyinari rambut adik laki-lakinya yang sedikit keriting.

Yuki bergegas ke rumahnya yang masih asing baginya, dengan tas belanja berisi penggorengan dan sumpit di tangan kanannya, dan tangan adiknya yang kecil di tangan kirinya.

Harga penggorengannya 2800 yen (sekitar 335.000 rupiah) dan sumpitnya 400 yen (sekitar 48.000 rupiah). Dia membeli keduanya atas saran Inaho. Harganya rata-rata, mungkin. Sebenarnya ada yang lebih murah, tapi Inaho bilang kalau lapisan Teflon (Yuki sama sekali tidak tahu itu apa) cepat mengelupas, jadi lebih baik beli yang sekarang. Jadi akan lebih murah untuk jangka panjang, kata adiknya.

Tersisa 5600 yen (sekitar 670.000 rupiah) di dompetnya. Tentu saja, masih ada 10 kali lipat dari itu di tabungan banknya, tapi dia sebisa mungkin ingin berhemat. Mereka punya uang lebih karena tidak perlu membayar sewa apartemen, tapi representatif mereka tidak akan mengirim mereka uang lagi sampai akhir bulan. Lagi pula, ini bulan pertama mereka tinggal sendiri jadi tidak bisa terlalu santai.

Saturday, June 24, 2017

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 1 part 1

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02  [Inaho's Past]
Bab 1 - A New Town (Kota Baru)
bagian 1



'Apa yang seharusnya kamu letakkan di dalam kulkas biasa di rumah biasa?'
Yuki bertanya-tanya sambil melihat-lihat rak yang agak berdebu di sebuah toko di pusat kota. 'Aku harus segera memutuskan supaya aku bisa cepat pulang.'

Dia khawatir akan adik laki-lakinya yang menunggu sendirian di apartemen yang baru saja mereka tempati. Meski begitu, tak ada satupun benda yang membuatnya tertarik, tidak peduli seberapa keras dia menatapi mereka.

Tanpa sadar, 15 menit telah berlalu. Dia mondar-mandir di antara rak yang suram; yah cuma itu yang bisa dia lakukan.

Peralatan makan di "Rumah" amat sangat besar, seolah Raksasa dalam kisah buku bergambarlah yang akan memakainya. Tak ada yang aneh sebenarnya, karena alat-alat itu memang digunakan untuk menyiapkan 153 porsi makanan.

153 porsi telur goreng, salmon rebus, dan sup miso rumput laut untuk sarapan, lalu 153 porsi kare dan sup miso daging babi untuk makan malam.

Dan mulai malam ini, hanya akan jadi 2 porsi.

Friday, January 27, 2017

Masalah

Haloha semua! Sudah setahun gak nulis disini ah rasanya kangen sekali. Selamat tahun 2017! Semoga tahun ini semua baik-baik dan semoga aku tambah rajin amin.

Mengawali tahun 2017, banyak hal yang terjadi (yang semoga bisa aku jadikan post berikutnya hehe). Tapi yang paling baru adalah akhirnya aku berhasil menyelesaikan lukisan yang sudah aku abaikan dari tahun 2016 entah bulan berapa (saking lamanya). Hurray! Dan karena pelajaran kehidupan dan inspirasi itu bisa didapatkan dari mana saja, aku juga dapat pelajaran dari selesainya lukisan ini.

Selama ini aku selalu ngelukis anime, yes, kartun jepang. Jadi aku re-draw lagi gambar yang sudah ada tapi di atas kanvas dan pakai cat minyak. Ilegal sih sebenarnya tapi meski aku bisa ngelukis, aku hampir gak pernah dapat inspirasi untuk menghasilkan lukisan yang orisinil dari aku sendiri. Kata temen yang ngerti dunia seni, 'mungkin kamu orangnya realis, jadi gak suka bayang-bayangin yang sebenernya gak ada.' Well, aku gak tahu itu bener atau enggak tapi yang jelas dari sekian banyak lukisan yang sudah aku hasilkan, hanya 2 lukisan yang idenya aku pikirkan dari kepalaku sendiri, yah meski dalam prosesnya aku selalu nyari referensi dari mana-mana, hahaha, dan lukisan yang terbaru ini salah satunya.