I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.
Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 3 - A Den of Angel Wings (Sarang Sayap Malaikat)
bagian 3
"Tidakkan kau agak keterlaluan, membuat gadis kecil menangis?"
Sesaat setelah Yuki pergi, tiba-tiba seseorang berkacamata datang. Sepertinya dia belum terbiasa dengan jas labnya. Kalau boleh bilang, itu terlihat seperti si jas lab yang memakai si kacamata daripada si kacamata yang memakai jas lab.
Pemuda dengan gips melihat ke balik bahunya dan cemberut terang-tangan pada si kacamata, "Pergilah, pekerja paruh waktu. Diam dan lepaskan gips bodoh ini." Dia merajuk sambil menyalakan rokok baru.
"Serius deh, merokok tidak akan membantumu. Ini sudah melebihi batas, lho."
"Salah sendiri sanatorium itu zona bebas rokok."
"Hahaha. Tolong serahkan apapun yang ada di sakumu atau nanti aku laporkan pada atasan."
"Cih..."
Saat si pemuda dengan enggan menyerahkan bungkus rokoknya yang lusuh, si kacamata mengeluarkan sebatang, menyalakannya, dan menghisapnya.
"Kau sendiri juga ingin, kan." Si pemuda menatap si kacamata dengan marah.
Dengan sedikit bergumam, si kacamata memiringkan kepalanya dan mengeluarkan rokok dari mulutnya. "Rasa yang tertinggal di mulut setelah merokok itu tidak enak ya."
Seoertinya dia baru pertama merokok.
"Yah, berkat ini juga aku bernasib sama denganmu. Mau bagaimana lagi, aku akan merahasiakan ini dari para dokter. Yah, aku cuma mahasiswa kedokteran yang diminta saudaraku untuk membantu di sini. Aku bahkan bukan magang, tanggung jawab apa yang kupunya?"
"Heh, aku tidak tahu kau ingin cepat mati ternyata."
"Oh, kau peduli padaku sekarang?"
"Enyahlah."
Si pemuda mengerti bahwa dia sama sekali tidak pantas menceramahi anak kecil. Semua yang tahu tentang keadaannya pasti akan berkata jika dia cukup lancang untuk menyelamatkan orang lain, dia seharusnya melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri terlebih dulu.
"Aku cuma tidak tahan melihatnya..."
Dia ingat senyum gadis itu saat berkata, "Kau tidak perlu minta maaf. Bukan kami saja, kok."
"Gadis itu, bahkan sepertinya dia belum lulus SMP, tapi bisa-bisanya dia tersenyum seperti itu."
Karena ingin melihat ekspresi anak kecil dari gadis itu, dia tidak sengaja menggodanya.
"Aku cukup yakin tadi gadis itu marah."
"Baguslah. Kalau dia bisa marah, berarti dia baik-baik saja."
Si kacamata tertawa dan duduk di sebelah si pemuda. "Kau tahu, saat aku menyelesaikan 6 tahun kuliahku, lulus ujian, dan magang 2 tahun, aku akan mengambil alih rumah sakit keluargaku."
"Begitukah."
"Aku tidak bisa membuang waktu yang kudedikasikan untuk dunia medis, tapi aku selalu bisa mendengarkan kelur kesahmu, Letnan Marito."
"...Nanti saja kalau kau sudah ambil alih rumah sakitnya."
Marito tahu nama yang tertulis di jas lab: Yagarai. Dia yakin kalau itu maksutnya Klinik Yagarai, klinik swasta kecil yang ada di Shinawara.
"Pasien reguler kami anak-anak dan lansia, lho. Tempatnya bagus."
"Heh. Semoga beruntung, mahasiswa kedokteran."
No comments:
Post a Comment