I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.
Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 4 - A Bird in a Cloudy Sky (Burung di Langit Berawan)
bagian 1
Setelah sampai di Kota Shinawara, mereka berdua langsung menuju supermarket.
Telurnya sedang diskon, tapi mentsuyunya sedikit mahal. "Kau bisa menggoreng telurnya pakai penggorengan bundar yang ada di rumah, tapi yang ini lebih bagus untuk omelet." Kata Inaho sambil menambahkan penggorengan kotak ke daftar belanjaan.
Saat Yuki bertanya kenapa Inaho bisa tahu sebanyak itu, dia menjawab, "Aku baca di majalah di perpustakaan." Lalu Inaho mengambil sesuatu dari pojok majalah di samping kasir, "Lihat, di sini juga jual."
Itu adalah majalah lifestyle yang ditujukan untuk ibu rumah tangga.
"Karena kita cuma tinggal berdua, kupikir ide bagus kalau kita sedikit belajar tentang ini."
Membayangan seorang anak 8 tahun tekun membaca majalah seperti itu di perpustakaan itu sangat manis. Yuki berusaha untuk tidak tersenyum. Dia tidak mau mengurangi rasa antusias adiknya dengan membuatnya malu. Dia yakin, lebih dari apapun, Inaho menyempatkan dirinya mengingat bagaimana cara memasak untuk memperbaiki makanan keluarga Kaizuka.
Saat mereka mampir ke bagian baju di lantai 2, Yuki mengambil celemek masak untuk Inaho.
"Ah, benar juga. Pasta gigi." Inaho baru ingat. "Ayo beli yang baru. Yang merknya beda."
"Merknya beda? Aku kira kau suka sekali dengan yang kita pakai sekarang karena kalau pakai banyak sekali hahaha."
"Aku tidak akan bilang aku suka itu. Aku pakai banyak-banyak supaya cepat habis."
"Eh? Jangan bertingkah bodoh. Harusnya kau bilang padaku kalau tidak suka, jadi aku tidak akan beli yang itu lagi."
"Kupikir Yuki-nee suka yang pedas..."
"Iya, tapi aku pikir kau suka itu juga, Nao-kun..." Yuki akhirnya tahu kebenarannya. Argumen ini tidak ada gunanya, karena kesalahpahaman ini terjadi karena kebaikan satu sama lain.
Pasta gigi barunya rasa apel mint.
Mereka mencari yang rasanya tidak terlalu pedas untuk Inaho yang masih 8 tahun tapi tidak terlalu manis untuk Yuki yang sudah 13 tahun. Kalau yang ini tidak pas, mereka akan beli yang baru.
Lebih menyenangkan seperti itu.
"Yuki-san! Inaho-kun!"
Orang yang menghalangi mereka saat pulang tidak lain tidak bukan adalah Inko, yang sepertinya sudah tidak kuat menahan tangisnya.
Sambil mengenakan sandal yang kebesaran, Inko mendekati mereka berdua, sikapnya benar-benar berbeda dari biasanya.
"Inko-chan! Ada apa? Kenapa buru-buru?"
"Duuh! Aku benar-benar khawatir!"
"Eh..?"
Yuki dan Inaho bertukar pandang.
"Kalian pergi pagi buta dan tidak datang untuk makan malam... Aku pikir sesuatu telah terjadi. Ayah dan Ibu juga super khawatir. Mereka ada di kantor polisi sekarang."
"Serius?! Sampai ke kantor polisi?!"
"Sudahlah, ayo cepat ke rumahku. Aku akan menelpon kantor polisi dan memberitahu mereka aku sudah menemukan kalian."
"O-oke..!"
Inko membalikkan badannya dengan cepat, "Serius deh, jangan tiba-tiba menghilang begitu... Aku benar-benar khawatir."
"Maaf, Inko-chan. Dan terimakasih..."
"Ah tidak, aku cuma lega kalian kembali... Tapi tetap saja." Dia menyeringai nakal. "Kalian pasti akan dimarahi! Ayah dan ibuku sangat seram lho kalau marah. Kalian harus mempersiapkan diri kalian!"
Setelah itu, si kakak-beradik disuguhi omelan super panjang sekaligus makan malam super lezat.
"Masakan China memang oke setelah hari yang panjang."
Sesuai dengan tradisi misterius keluarga Amifumi, meja itu diisi dengan sederet masakan Cina. Bahkan saat menata piring, ibu Inko tidak akan berhenti memberi tahu mereka berdua.
Mereka tidak keberatan, tentu, mungkin karena mereka tahu ibu Inko seperti itu karena dia perhatian.
"...Jadi yang seperti ini bisa terjadi juga." Inaho bergumam. Entah kenapa, wajahnya terlihat senang.
'Aku yakin pasti aku juga terlihat senang.' Yuki berpikir sambil memenuhi mulutnya dengan pangsit sampai pipinya mau meledak.
No comments:
Post a Comment