Saturday, February 3, 2018

A Friend's Tragedy

Nearly all things in this world will never go back to the way they were once. Understanding that, we still continue, even today, to get up and take another step forward (Lyza)

2018, tahun yang baru, diriku yang baru (cailah)
Aku orangnya sangat cerewet, suka banget cerita. Kalau kamu orang yang tepat, aku bisa ceritakan pengalamanku 10 tahun yang lalu sampai sekarang sekali jalan, ga pakai koma ga pakai titik. Kenapa orang yang tepat? Karena aku masih tau diri, kalau aku merasa orang yang mendengar ceritaku ga nyaman, atau malah aku yang ga nyaman buat cerita, aku ga bakal cerita. Meski begitu, jarang sekali ada orang yang benar-benar tepat, sampai rasanya sudah berhari-hari tapi ceritaku tak kunjung habis, selalu ada pengalaman yang ingin kubagi, ada kisah yang ingin kusampaikan. Dan di awal tahun ini, aku sangat beruntung bertemu teman lama, orang yang paling tepat sejauh ini, yang mana aku amat sangat nyaman bercerita sepanjang waktu, tanpa merasa bersalah.

Bagi orang yang cerewet, menurutku, mendengarkan cerita orang adalah hal yang sangat menakutkan. Ya, cerita orang itu menakutkan. Penasaran memang, tapi menakutkan. Aku atau kamu mungkin kepo, tapi ya hanya itu. Cerita yang biasanya orang cari adalah cerita permukaan, yang menjual, dan bisa diceritakan lagi dengan bumbu-bumbu micin (eh). Yang aku tekankan adalah cerita yang benar-benar cerita, bagian dari bongkahan es yang tak terlihat di bawah air dari sebuah gunung es. Cerita seperti itulah yang menakutkan. Sekali lagi, penasaran, ya, tapi menakutkan. Saking menakutkannya, kita hanya akan penasaran saja, tapi untuk mencari informasi tentang itu? Itu lain soal.

Aku takut mengetahui kebenarannya, jadi aku hanya akan mecari informasi yang 'cukup' untuk memuaskan rasa penasaranku, itu saja.

Ada kalanya kita akan lebih bahagia kalau tidak tahu, dan aku baru menyadari bahwa selama ini aku hidup dalam ketidaktahuan, or at least, pura-pura tidak tahu. Aku mendengar banyak cerita, cerita tragedi, tapi karena aku hanya baca di internet dan buku, atau nonton di entah di mana, dan hanya berdasarkan 'katanya orang', aku ga pernah benar-benar merasa itu sesuatu yang nyata. Aku masih bisa sok buta akan itu semua, karena memang aku ga pernah lihat langsung, atau berhubungan dengan orang-orang yang langsung mengalaminya. Aku hanya mencari 'cerita permukaan' untuk memuaskan rasa penasaranku, tentang bagaimana kisah-kisah orang yang kurang bahagia dan kurang beruntung, tentang cerita orang lain, tapi tidak pernah mencoba mencari orang-orang tersebut.

Orang yang bilang singa itu ga buas adalah orang yang ga pernah lihat singa pakai kepala matanya sendiri tanpa terhalang apapun.

Sunday, July 9, 2017

SukaSuka - Volume 1 Chapter 2

translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.


Shuumatsu Nani Shitemasu ka? Isogashii desu ka? Sukutte Moratte Ii desu ka?
(Saat Dunia Berakhir, Apa yang Akan Kau Lakukan? Apa Kau Sibuk? Apa Kau Akan Menyelamatkanku?)


Bab 2 - Di Dunia Senja Ini.

Bagian 1 - Kucing Hitam dan Gadis Kelabu


Seekor kucing hitam sedang berlari. Bukan sekedar berlari, melainkan berlari dengan sangat cepat. Melewati gang yang paling sempit, melompati tembok paling tinggi, dan melompat dengan anggun di antara atap toko kelontong di pinggir jalan.

Area ini, yang dikenal dengan Medlei Market (Pasar Medlei), dulunya adalah pasar hanya ada sebulan sekali. Seiring berjalannya waktu, karena banyak pembangunan yang tidak terencana dan pelebaran gedung-gedung, tempat ini berubah menjadi labirin raksasa, cukup menakutkan untuk membuat para pengunjung baru yang lewat kebingungan.

Di antara labirin raksasa itu, si kucing hitam berlari dengan kecepatan penuh. Kenapa si kucing berlari? Dia sedang kabur. Kabur dari apa? Tentu saja dari yang mengejarnya.

"Tungguuuuuuuu!!" si pengejar menangis, susah payah untuk mengimbangi kecepatan si iblis kecil. Gadis muda itu baru saja melewati gang sempit, berguling-guling di atas tembok tinggi, dan jatuh dengan suara keras dari atap toko kelontong di pinggir jalan (yang setelah itu dimarahi pemilik tokonya). Meski begitu, mata birunya tetap melihat ke depan, tidak melepaskan pandangan dari kucing hitam itu.

Si gadis menggunakan baju yang lumayan simpel: topi abu-abu yang dipakai sangat ke bawah sampai hampir menutupi matanya, dan mantel dengan warna yang sama. Dilihat dari kombinasi itu, dia mungkin tidak ingin menarik perhatian, tapi teriakannya terhadap si kucing dan larinya yang seperti orang gila malah membuyarkan semua niat awalnya.

Saturday, July 1, 2017

SukaSuka - Volume 1 Chapter 1

translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.


Shuumatsu Nani Shitemasu ka? Isogashii desu ka? Sukutte Moratte Ii desu ka?
(Saat Dunia Berakhir, Apa yang Akan Kau Lakukan? Apa Kau Sibuk? Apa Kau Akan Menyelamatkanku?)


Bab 1: Sebelum Dunia Ini Berakhir - A


Malam sebelum pertempuran terakhir.

Paling tidak habiskanlah momen terakhir kalian dengan orang yang ingin kalian temui untuk terakhir kalinya. Kelompok para pahlawan yang berkumpul untuk mengalahkan Elq Harksten, seorang 'Visitor' (Pengunjung) yang telah ditetapkan sebagai musuh oleh Gereja Cahaya Suci, untuk sementara diliburkankan karena alasan itu.

"...Jadi kenapa kau balik kemari?" tanya si Anak Perempuan dengan wajah keheranan.

"Barusan sudah kubilang, kan? Besok pertempuran terakhir. Tidak ada jaminan kalau kami bisa pulang dengan selamat, jadi mereka bilang agar kita menghabiskan malam terakhir dengan orang yang penting-"

"Makanya ini salah!" si Anak Perempuan berseru, memotong kalimat Ayahnya. Sambil mondar-mandi di dapur sebuah panti asuhan kecil, dia terlihat marah. "Kalau kau pikir-pikir lagi, saat mereka bilang 'orang yang penting'  itu berarti maksudnya pacar atau istri atau sesuatu seperti itu, kan!"

"Yah, kupikir beberapa orang memang pergi bersama yang seperti itu..."

Kelompok para pahlawan terdiri dari 7 orang termasuk Regal Brave (Pahlawan Regal). Di antara mereka, 2 telah menikah dan 2 lainnya punya pacar, yah salah satunya punya terlalu banyak pacar sampai dia tidak tahu akan menghabiskan malam ini dengan siapa, jadi dia dianggap pengecualian.

"Sudahlah, toh aku sudah disini. Dan kemana orang-orang itu memutuskan untuk pergi tidak ada hubungannya denganku."

Aroma lezat tercium, diikuti dengan suara keroncongan dari perut yang kosong. Untungnya, si Anak Perempuan sedang serius mengaduk isi panci rebusannya, jadi dia tidak mendengar.

Friday, June 30, 2017

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 4 part 2

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 4 - A Bird in a Cloudy Sky (Burung di Langit Berawan)
bagian 2



"Nao-kun, bagaimana kalau malam ini kita tidur bersama?"

"Oke..."

Inaho naik ke kasur, memeluk bantal seperti anak-anak di "Rumah".

'Jangan mematikan lampu oranye yang kita pakai setiap hari', itu adalah peraturan rahasia Yuki dan Inaho.

"Hari ini sibuk sekali, ya." Yuki mengingat-ingat.

"Yuki-nee, kakimu dingin."

"Anak perempuan itu sensitif sama dingin, kau tahu."

"Pakailah selimutku. Aku lebih suka cover futonku daripada selimut, jadi aku selalu tendang selimutnya."

"Eh, serius? Apa di "Rumah" juga begitu?"

"Iya."

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past] - Chapter 4 part 1

English here
I translated from Eng ver bcus my Japanese is not A++ lol
translator: christa
tolong sertakan link ke laman ini jika ingin repost. thankyou.

Aldnoah.Zero EXTRA EPISODE 02 [Inaho's Past]
Bab 4 - A Bird in a Cloudy Sky (Burung di Langit Berawan)
bagian 1



Setelah sampai di Kota Shinawara, mereka berdua langsung menuju supermarket.

Telurnya sedang diskon, tapi mentsuyunya sedikit mahal. "Kau bisa menggoreng telurnya pakai penggorengan bundar yang ada di rumah, tapi yang ini lebih bagus untuk omelet." Kata Inaho sambil menambahkan penggorengan kotak ke daftar belanjaan.

Saat Yuki bertanya kenapa Inaho bisa tahu sebanyak itu, dia menjawab, "Aku baca di majalah di perpustakaan." Lalu Inaho mengambil sesuatu dari pojok majalah di samping kasir, "Lihat, di sini juga jual."

Itu adalah majalah lifestyle yang ditujukan untuk ibu rumah tangga.

"Karena kita cuma tinggal berdua, kupikir ide bagus kalau kita sedikit belajar tentang ini."

Membayangan seorang anak 8 tahun tekun membaca majalah seperti itu di perpustakaan itu sangat manis. Yuki berusaha untuk tidak tersenyum. Dia tidak mau mengurangi rasa antusias adiknya dengan membuatnya malu. Dia yakin, lebih dari apapun, Inaho menyempatkan dirinya mengingat bagaimana cara memasak untuk memperbaiki makanan keluarga Kaizuka.