Welcome back to the 13rd room
Warning, mungkin ada beberapa bagian yang agak gross, karna aku pengen nyeritain bener-bener pengalamanku disini hahahaha.
Oke, Pertama aku mau cerita dulu keadaanku dan tetangga-tetanggaku di ruangan ini.
Aku kasur nomor 14 dari 20 pasien yang dirawat disini. Kasurku di pojokan jauh dari pintu masuk, di sebelah kiriku ada pasien, di sebelahnya ada lagi 1, di sebelahnya lagi meja buat para perawat sama dokter. Di meja sana ada TV sama Jam, jadi deal aku nggak bisa lihat tv maupun jam selama aku disini. Di sebelah kananku ada ruangan lagi, tapi cuma disekat sama kaca jadi aku bisa lihat ke dalam dan yang di dalam juga bisa lihat keluar. Di dalem ruangan itu ada 2 pasien, mereka semua pake alat bantu nafas dan selama aku di ruang 13 aku sering melototin mereka berdua dan sadar kalau mereka bergerak amat sangat jarang. Keluarga mereka boleh nungguin, meski cuma 1 orang per pasien, ditambah lagi ruangan itu ruangan terpojok, means ada jendela disana tapi nggak pernah dibuka, malah ditutupin semacem papan jadi nggak ada sinar matahari masuk, and yeah, lampu di ruangan kecil itu selalu mati, kontras sama ruang besar di sebelahnya yang selalu terang benderang. And i jumped into a conclusion, mereka sakit keras.
Later i knew kalau mereka bedua sakit tetanus. Yang satu karena ketusuk bambu, yang lainnya kepatok ayam. Ya, ayam. Sejak dikasitau itu aku nggak mau lagi main sama ayam -_- Penyakit tetanus ini juga yang jadi alasan kenapa ruangan itu selalu gelap, dan mereka yang jarang banget gerak. Tetanus ini penyakit yang nyerang syaraf otot, jadi otot penderitanya kejang dan nggak bisa bergerak. Mereka dapat nutrisi dari infus, nggak makan karena nggak bisa, kalau haus minumnya pake selang. Kasian. Kunci terhindar dari penyakit ini ya jaga kebersihan, kalau ada luka langsung dibersihin jangan dibiarin aja (kayak orang kebanyakan), kalau perlu dibawa ke dokter biar ditangani dengan sebaik-baiknya x)
Di depanku ada pasien bapak-bapak, ditungguin sama anak perempuannya yang kalau aku kira-kira masih SMP. Bapak ini tangannya di gips. Selama aku disini bapak ini damai-damai aja, nggak rewel. Bahkan aku pernah dikasi pinjam kipas karena emang di ruangan ini kalau siang panasnya minta ampun. Katanya sih kecelakaan ditabrak motor terus tangannya patah. Dia keluar dari rumah sakit pas hari ketiga aku disini. Anaknya seneng banget waktu dapat kabar kalau ayahnya bisa pulang hahaha. Meksi aku nggak tau namanya, bapak ini baik. Keadaanku selama di ruangan ini belum kuat duduk sama teriak, jadi kalau mau panggil perawat aku biasanya kasi kode ke bapak ini terus dipanggilin deh xD baik banget pokoknya! Waktu beliau pulang juga kita ramah-tamah hehe.
Di sebelah bapak-bapak itu ada bapak-bapak juga tapi lebih muda, yang ini ditungguin sama istrinya, dan kantung infusnya banyak dengan cairan cairannya warna-warni. Aku nggak tau itu infus macam apa aja (sampe keluar rumah sakit udah lupa mau caritau), yang jelas aku cuma pake 1 selang infus, bapak itu 3. Bapak ini ditabrak truk yang bikin tulang rusuk sama rahangnya retak, jadi dia nggak bisa makan, cuma minum aja karena nggak bisa ngunyah tapi masih bisa ngomong sih meski suaranya kecil. Bapak ini, kebalikan banget dari pasien di sebelahnya, dia rewel banget. Dengan kondisi rusuk retak dan banyak infus bikin dia nggak memungkinkan ke kamar mandi, jadi tiap kali mau buang air dia rewelnya setengah mati karena cuma mau dibantu sama istrinya. Tapi toh, akhirnya bapak ini pulang paksa gara-gara nggak betah, padahal masih belom boleh makan dan masi pake infus, tapi maksa pulang. Semoga pas aku ngetik ini beliau sudah sehat lagi ya! Bapak ini pulang, datang bapak-bapak lain yang lebih tua, dan lebih rewel.
Di sebelah pojok kiri berjejer banyak pasien, yap itu sisi kiri dari ruangan ini dari pojok sampe hampir pintu depan pasien semua. Dari kasurku aku cuma bisa lihat beberapa aja, dan disana ada adek cowok masi SMP, sebelahnya adek ini ada bapak-bapak (lagi) yang kayaknya uda umur 40an. Dua orang ini juga sama kontrasnya kayak dua bapak di depanku, si adek cowok diem banget sementara bapak disebelahnya rame minta ampun. Dari adek SMP ini, aku dapet model jelas seorang maniak mi instan sama jajanan pedes yang nggak suka minum air, yang akhirnya harus masuk rumah sakit gara-gara ususnya lengket. Usus adek ini dipotong sekitar 6cm karena uda nggak bisa fungsi lagi, dan dia dibikinkan anus buatan. Sebelum masuk rumah sakit aku hampir tiap hari makan mi, sekarang jarang-jarang aja deh :')
Little knowledges about medical you'll get when you are in hospital.
Kurang lebih begitulah keadaanku. Aku disini 8 hari, dari hari Jumat sampai Sabtu minggu depannya. Seperti yang aku bilang sebelumnya kalau ruangan ini semacam ICU tapi nggak darurat. Alasan aku lama disini bukan karna aku nggak sembuh-sembuh, tapi karna ruang rawat inapnya penuh. Aku pilih rawat inap kelas 2, karna kelas 3 terlalu rame, kelas 1 terlalu sepi, apalagi kelas VIP yang aku bakal sendirian aja di kamar sepanjang hari. Just no.
2 hari pertama aku cuma tidur aja. Ya, tidur, bangun, makan, tidur lagi, mandi (cuma ngusap badan pakai handuk basah), tidur lagi, makan, dan seterusnya. Mandi tiap jam 5 pagi, makan jam 6 pagi 12 siang sama 4 sore, injeksi antibiotik dan obat lainnya tiap jam 8 pagi, 7 malam, 12 malam. Bosan? Nggak, karena waktu itu emang aku masih agak-agak teler. Buat duduk aja aku belum kuat, jadi ya, aku bener-bener menikmati hibernasiku disini lol. Kalau kaki, memang sudah nggak begitu sakit sih tapi tetep aku belum berani gerak-gerakin, cuma jari-jarinya aja hahaha. Masuk hari ketiga, aku sudah lumayan fit buat nggak tidur seharian, dan aku mulai bosan.
Oh ya, waktu itu aku masih pakai alat bantu buat buang air kecil, namanya kateter, semacam selang yang dimasukin langsung ke saluran kencing. Kalau kalian mau buang air kecil pasti ada perasaan 'kebelet' karena air kencing bakal ditampung di kantung kemih dan kalo isinya uda 'lumayan' kamu bakal ngerasa kebelet. Tapi selang kateter ini sampe ke kantung kemih, jadi begitu ada cairan masuk bakal langsung disalurin ke selang kateter dan dibawa keluar tubuh. Kalau buang air besar..... secara ajaib aku nggak buang air besar sama sekali selama disini :v
Hari itu kebetulan aku dapat visit dokter. Dokter yang nanganin aku bukan dokter yang sama waktu aku masih di UGD, atau waktu operasi. Soon i know that this is how general hospital works, and if you arent a VIP patient. You wont get your own doctor like in the movies, the doctors will take turn to take care of you cause most of them are still in their study for specialist degree and they need to get tons of experiences. Each doctor should make a medical report everytime they check you, as clearly as possible so the next person wont confuse and torture you with questions. And whenever they come, they surely bring their students,
Dia buka perban sama gipsku. Oh god rasanya kesemutan stadium akhir sampe masuk kategori sakit. Ternyata di dalem perbannya dikasi semacem selang yang terhubung sama tabung plastik buat nampung darah dari luka pasca operasi. Lumayan banyak juga darahku di kantong itu, tapi kata dokter it just normal, dan karena jumlahnya nggak melebihi tabung (sekitar 250cc) artinya perkembangan menutupnya lukaku bagus, dan setelah dibuka perbannya dokter bilang luka jahitan sudah lumayan kering tapi luka sobek karena tulang masih belum ada tanda-tanda regenerasi meski darahnya sudah nggak ngucur. Setelah dirawat dan dibersihin kakiku diperban lagi, kali ini aku nggak harus pakai tabung darah lagi yay.
Sampe dokter pergi aku belum dikasih lihat hasil rontgen samasekali, cuma sekali sih curi-curi lihat di ruang operasi. Tapi aku nggak tanya-tanya waktu itu karena nanti kalau aku pulang pasti dikasih. Visit dokter biasanya jam 8 pagi dan selesai sekitar setengah 10. Visit dokter adalah salah satu hiburan disini, cause literally kita dijenguk, jujur setiap hari aku nungguin visit dokter karena somehow waktu terasa berjalan sedikit lebih cepat kalau mereka muter-muter dan ngomong-ngomong sama orang-orang disini.
Daripada mati bosan aku disini aku minta ibuku bawain hape, novel, notes sama pulpen. Aku cuma punya novel SAO yang aku print dan jilid sendiri yang udah aku baca sekitar 4 kali, disini aku baca lagi 2 kali saking nganggurnya. Kalo nggak baca, aku nggambar-nggambar geje, kalo nggak mainan hape, entah itu sms atau telpon. Oh ya, satu hal yang aku pelajari dari kecelakaan ini, ternyata aku disayang banyak orang :'3 Banyak banget sms masuk yang isinya doain aku dan tanyain kapan aku pindah kamar biat bisa dijenguk. Bahkan dari orang yang udah lama banget aku nggak ngomong, dia tau, dan dia sms. Itu priceless banget.
Dia: Dipoooong how are you? Miss you pong :*
Am-am: Cepet sembuh dipong :)
Arif: Cepet sembuh pong..
Forin: Otakmu iku pindah ke dengkul a? kok iso jatuh i lo, bodo i. Lek isa dijenguk bilang ya, ada gadis cantik jelita yang mau jenguk
Ocik: Kamu cepet sembuh ya pong.. Eh tapi jangan cepet-cepet juga sih biar kalo aku pulang ke malang judulnya masih jenguk kamu sakit wkwk
Toby: Km iku kok yaaa pencilakan ae see.. pelan-pelan ta lek ndek dalan, cepet sembuh ya doaku selalu menyertaimu
tsudzuku
sayadipong 17:42
No comments:
Post a Comment